Pages

Sunday, March 10, 2013

Proses Bisnis Asuransi , Analisis Jurnal Sistem Informasi Asuransi, dan Jurnal tentang Agen Asuransi


PROSES BISNIS ASURANSI

Nama           : Maulana Malik Ibrahim
NPM               : 14110271
Kelas               : Sarmag Sistem Informasi
Mata Kuliah  : Sistem Informasi Asuransi Keuangan  

 
 
         Deksripsi dari gambar diatas misalkan ada 10 orang berkumpul jadi satu dan mereka bersepakat bila ada yang meninggal mereka yang hidup akan menyantuni dengan membuat suatu kesepakatan untuk menabung Rp.10.000 perorang dan terkumpulah uang Rp.100.000. Lalu ketika salah satu dari anggota perkumpulan itu ada yang meninggal maka dia akan mendapatkan uang sebesar Rp.100.000 dan yang menjadi masalah adalah ketika orang yang hidup tinggal 9 lalu patungan lagi maka hanya akan terkumpul 90.000, dan yang lebih parah jika yang mati terakhir maka tidak ada yang menyantuninya. Lalu mereka berpikir apa yang harus dilakukan yaitu adalah membuat orang tambahan katakan saja si Siti sebagai pihak yang bukan berasal dari anggota kelompok tersebut yang ditunjuk dan dipercaya untuk mengelola uang mereka. Bila pihak tersebut sudah bersedia untuk mengelola uang anggota kelompok tersebut adalah si Siti, maka cara si Siti agar tetap bisa memberikan santunan kepada orang-orang dalam kelompok tersebut dengan jumlah yang sama besar ketika setiap anggota kelompok tersebut meninggal dunia adalah dengan mengalokasikan ke dalam investasi. Investasi ini bertujuan agar ketika ada salah satu diantara kesepuluh anggota kelompok tersebut ada yang meninggal dunia, masing-masing anggota kelompok tetap mendapatkan uang santunan sebesar Rp.100.000 walaupun anggota kelompok tersebut sudah tidak berjumlah 10 orang lagi. Namun jika selama jangka waktu yang disepakati tidak ada satupun yang meninggal maka ada dua pilihan yang dapat diambil, yaitu:
  • Uang sebesar Rp.100.000 yang sudah terkumpul dapat dibagikan kembali kepada setiap anggota kelompok tersebut dengan adanya potongan.
  • Uang tersebut akan menjadi milik si Siti
      Lalu si Siti pun berpikir bahwa tidak mungkin bagi dirinya hanya menjadi sebagai orang perantara pengelola uang dari 10 orang tadi karena dia juga ingin mendapatkan untung lalu dia membuat sebuah perusahaan asuransi. Lalu si Siti dan mereka membuat sebuah perjanjiannya yaitu dalam jangaka 1 tahun mereka mengeluarkan uang masing-masing Rp.10.000. Uang ini disebut dengan premi dan bunga yang akan diberikan adalah sebesar 10%. Perjanjiannya lainnya adalah jika dalam 1 tahun dari 10 orang yang telah membayarkan premi ini lalu ada yang meninggal dunia, maka Siti akan memberikan uang sebesar 10.000 + (10% x 10.000) = 22.000, pemberian uang ini lebih besar dibandingkan dengan cara yang pertama yaitu masing-masing perorang bila meninggal dunia hanya mendapatkan 100.000. Orang yang menentukan besarnya uang pertanggungjawaban yang akan diterima adalah aktualis dan prosesnya dinamakan aktualia. Uang yang terkumpul pada Siti adalah sebesar Rp.100.000 (10 orang). Kemungkinan uang yang akan dikeluarkan siti adalah sebesar Rp.220.000 dari uang yang terkumpul sebanyak Rp.100.000, Lalu untuk menanggulangi kekurangan dana bila terjadi ada salah satu orang yang meninggal maka si Siti menginvestasikan uang yang didapatnya. Besarnya uang pertanggungan yang akan diberikan oleh Siti telah dia prediksikan dengan menggunakan informasi dari Badan  Statistik atau dengan menggunakan tabel mortalita. Tabel mortalita adalah tabel yang menjelaskan kemungkinan meninggalnya seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan untuk tabel mortalita adalah usia, ekonomi, pola hidup, kesehatan, jenis kelamin, hobi, pekerjaan, dan culture/kebudayaan dari seseorang. Proses dari pertimbangan faktor-faktor tersebut menjadi persentase kemungkinan meninggalnya seseorang disebut dengan underwriting. Dalam kasus ini persentase probability kematian seseorang adalah 10%. Maka hal ini dapat diramalkan bahwa kemungkinan akan ada 1 orang yang akan meninggal dalam periode 1 tahun. Untuk dapat mengkover biaya yang akan diberikan oleh Siti kepada nasabah yang meninggal , dia akan melakukan investasi untuk mendapatkan uang, minimal bunga dari investasi tersebut adalah sebesar 6%. Maka dari bunga tersebut Siti akan memiliki uang sebesar Rp.106.000. Berdasarkan tabel mortalita maka hanya akan ada 1 dari 10 orang yang akan meninggal dalam periode 1 tahun, maka Siti hanya perlu membayar Rp.22.000, Sedangkan siti memiliki uang sebesar Rp.106.000 dari hasil investasi. 
      Selisih antara uang yang dimiliki Siti dengan uang yang harus dikeluarkan Siti adalah sebesar Rp.84.000. Selisih ini akan menjadi keuntungan untuk Siti atau bisa diberikan kepada nasabah yang tidak meninggal dengan nominal tertentu, keputusan ini berdasarkan perjanjian antara Siti dengan nasabah. Jadi si C ini harus mempunyai kemampuan memprediksi kira-kira uang 100 ribu tersebut akan berkembang. Yaitu future value. Misal saya punya uang 10 ribu pada 10 tahun yang lalu bisa membeli kerupuk 2 truk , dan kalau sekarang bisa membeli 20 kerupuk. Oleh karena itu si C harus bisa mengira untuk satu tahun depan yang harus ditarik ke masa sekarang yaitu present value. , di industri asuransi hitungannya adalah perseribu orang, misal ada seribu orang dalam satu tahun yang hidup adalah 900 orang jadi 10 permil, manfaatnya untuk kemungkinan orang meninggal dalam 1 tahun adalah 90 permil sehingga kalau ada asuransi yang mau mengkover ini, andaikan saya bayar premi 10.000 kira2 bayi saya mendapat uang berapa jika hidup dan jika mati. Penentuan premi menjadi penting pada tahap ini untuk dapat menentukan risk atau resiko nantinya. Lalu si C mempunyai biaya operasional di Industri asuransi itu dihitung prosentase tertentu dari tingkat mortalitas dikenal dengan istilah loading factor.

Jadi Hal-hal yang perlu diketahui dalam sebuah bisnis asuransi untuk diperhitungkan adalah:
-       Future Value (Nilai uang di masa depan) dan Present Value (Nilai uang dimasa sekarang)
Misalkan Pada tahun 1992 uang Rp.10.000 kita bisa membeli 10 kaleng kerupuk sedangkan pada saat ini (tahun 2013) dengan uang 10.000 kita hanya dapat membeli 20 buah kerupuk. Ilustrasi ini dapat menggambarkan bahwa nilai suatu mata uang bisa berbeda antara saat ini dengan masa depan.
     Dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
P = Nilai Pokok
i  = Bunga
n = Waktu
     Jadi ketika suatu perusahaan asuransi ingin menawarkan jasa asuransinya kepada nasabah, mereka harus mengetahui/menghitung perkiraan nilai future dan present value dari uang agar mereka bisa menentukan berapa besar premi dan UP yang akan ditawarkan.
-       Risk (Resiko)
Perusahaan asuransi juga harus menghitung dan mengetahui resiko dari asuransi yang mereka tawarkan, sehingga mereka dapat memperkirakan langkah yang harus mereka ambil untuk meminimalisir resiko tersebut. Misalkan ada 1000 orang tua yang mengasuransikan anak mereka yang masih berusia 0 tahun. Asuransinya adalah jika dalam 1 tahun anak mereka meninggal maka mereka akan mendapatkan uang pertanggungjawaban dari pihak asuransi. Misalkan dalam satu tahun tersebut yang meninggal ada sebanyak 100 bayi menurut lembaga statistik yang akan meninggal dunia maka yang berhasil hidup sebanyak 900 bayi. Maka dapat diketahui bahwa angka mortalita (kematian) yang terjadi adalah sebanyak 0,1/mil (mil=1000) sedangkan Morbility (kehidupan) sebesar 0,9/mil. Rumus yang digunakan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah :
Px = 1 – Gx

Keterangan :

Px = Hidup

Gx = Mati

Jadi jika ada bayi yang meninggal dalam periode 1 tahun tersebut UP yang diinginkan oleh nasabah sebesar Rp.100.000 maka premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar:
UP x angka mortalita = Rp.100.000 x 0,1 = Rp.10.000
Sedangkan jika perjanjiannya diubah menjadi jika dalam 1 tahun tersebut bayi mereka tetap hidup, maka perusahaan asuransi harus membayar UP sebesar Rp.100.000. Premi yang harus ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar:
UP x angka morbility = Rp.100.000 x 0,9 = Rp. 90.000
Mengapa premi untuk perjanjian yang kedua lebih besar dari yang pertama karena kemungkinan bayi yang hidup lebih besar daripada bayi yang meninggal, jadi resiko yang akan ditanggung akan lebih besar juga. Sehingga premi untuk perjanjian kedua jauh lebih besar dari yang pertama.
-      Biaya Operasional (Loading Factor)
Loading factor = Persentase x Mortality (tingkat kematian) , atau
Loading factor = persentase x Morbility (tingkat kehidupan)

    Motivasi setiap orang dalam mengikuti asuransi berbeda-beda, bagi golongan below the line adalah untuk meningkatkan kemampuan ekonomi, sedangkan untuk golongan above line (makmur) adalah untuk menjaga kemampuan ekonomi. Ada persamaan diantara kedua golongan ini yaitu sama-sama menggunakan kata kemampuan ekonomi. Kemampuan ekonomi diukur dengan uang.
Misalkan 10 orang tadi adalah kepala keluarga jika mereka meninggal mereka tidak rugi-rugi sangat karena memperoleh kemampuan ekonomi.
Dalam perkembangan asuransi terbagi menjadi 3:
  1.     Asuransi Jiwa (Life Insurrance)
  Lini bisnisnya :
  -   Jiwa berjangka ( Time Life) jika dia mati mendapatkan uang pertanggungan tetapi jika dia     hidup dia tidak dapat.
  -     Endowment jika dia hidup dia dapat tetapi jika dia mati tidak dapat
  -     Dwiguna jika dia mati dikasih dan jika dia hidup dia dikasih.
  2.     Asuransi General ( General Insurrance) berkaitan dengan harta benda
  Lini bisnis
  -          Alat-alat dan kendaraan
  -          Property (rumah, ada yang beserta isi-isinya)
  -          Bisnis Risk (bangkrut, ditipu)
  3.     Asuransi Reinsurrance
       Ketiga asuransi ini membuat asuransi Health dan asuransi Personal Accident
       Di Health menjamin kesehatan
    Di Personal Accident dalam kecacatan  jika ada kecelakaan kerja maka karyawannya akan diberikan UP
Prinsip untuk ikut asuransi bukan mencari profit tetapi benefit, diantaranya adalah:
  1.      Nilai ekonomi
  2.      Perjanjian
  3.      Resikonya terukur ->> jadi harus ada data yang fair
  4.      Kesamaan
  5.      Potensi ganti kerugian
  6.      Penerima Manfaat (Beneficially)
  7.      Ada yang tertanggung
  8.      Normal karena resiko tidak ada unsur kesengajaan.

Kejahatan insurrance, misalkan si Atun setiap kali dia menikah suaminnya dijadikan bos, asuransi bisnis dan jiwa, dipertengahan jalan si Ali dibunuh oleh si Atun.
Perusahaan asuransi harus mempunyai:
  1. Data Nasabah / klien, berkaitan dengan 2 hal yaitu: Penutupan / pertanggungan dan Klaim
  2. Tabel Risk
  3. Data Investasi
    Jadi prinsip yang dipakai adalah Law of Large Number, semakin banyak yang ikut maka resiko yang didapat akan semakin kecil.
Analisis jurnal tentang : Sistem Informasi Asuransi dan tentang agency asuransi
Faktor menentukan Premi:
  1. Risk
  2. Tingkat Bunga
  3. Loading Faktor
Premi harus terus naik karena resiko yang didapat akan semakin tinggi agar bisa membayar uang pertanggungan. Cadangan solvabilitas / solvency margin kalau di Life biasanya 40% kalau di Pemerintah dinamakan Risk Based Capital adalah 120%, jadi perusahaan asuransi harus mempunyai database yang bagus untuk mengetahui UP / risk yang harus dibayar.



Analisis Jurnal 1 : Tentang Sistem Informasi di Asuransi
Judul Jurnal  : Penerapan Data Mining Dengan Metode Interpolasi Untuk Memprediksi Minat
                        Konsumen Asuransi (Studi Kasus Asuransi Metlife)
Penulis          : Sandy Kurniawan, Taufiq Hidayat
Universitas    : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Published      : Media Informatika, Vol. 5,No.2, Desember 2007, 113-128 ISSN: 0854-4743

       Dalam Sistem Informasi mencari suatu data yang mengubahnya menjadi sebuah informasi adalah tujuan utama dari sistem informasi tersebut. Dan semakin berjalannya waktu data-data yang ada semakin banyak dan hal ini menjadi susah untuk mendapatkan suatu informasi yang sangat penting secara manual atau tradisional. Lalu hadirlah Data Mining merupakan teknologi baru yang sangat berguna dan powerful untuk membantu perusahaan khususnya perusahaan asuransi dalam menemukan informasi yang sangat penting dari gudang data mereka. Data mining dapat meramalkan tren dan sifat-sifat perilaku bisnis yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan penting. Analisis yang diotomatisasi yang dilakukan oleh data mining melebihi yang dilakukan oleh sistem pendukung keputusan tradisional yang sudah banyak digunakan.
   Data mining dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan bisnis yang dengan cara tradisional memerlukan banyak waktu untuk menjawabnya. Data mining mengeksplorasi basis data untuk menemukan pola-pola yang tersembunyi, mencari informasi pemrediksi yang mungkin saja terlupakan oleh para pelaku bisnis karena terletak di luar ekspektasi mereka. Hasil dari sistem adalah menggali informasi dari basis data nasabah dan transaksi pembayaran premi asuransi sehingga dapat memprediksi seberapa besar angsuran premi asuransi yang terbaik sesuai dengan kondisi calon nasabah. Hal tersebut dapat melihat interpolasi antar data dengan menggunakan tiga tipe model pola-pola di dalam data:
  1. Model sederhana (Query berbasis SQL, OLAP, pertimbangan manusia)
  2. Model sedang (regresi, pohon keputusan, clustering)
  3. Model kompleks (jaringan syaraf, induksi aturan lain)  


Analisis Jurnal 2 : Tentang Agen Asuransi
Judul Jurnal  : Teknik Komunikasi dan Peningkatan Efektivitas Komunikasi (Studi Kasus Agen  
                        Asuransi Prudential  Dalam Menawarkan Produk Asuransi Kepada Calon Nasabah)
Penulis          : Fadil Muhammad Aulia
Universitas    : Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas  
                         Gadjah Mada Yogyakarta
Published      : TESIS 08/274618/PSP/03338
            Selama ini perusahaan-perusahaan asuransi pada umumnya tidak pernah melakukan riset untuk mengetahui seberapa besar efektivitas komunikasi yang dilakukan oleh para agennya, sehingga mereka tidak tahu teknik mana saja yang perlu diperbaiki agar dapat memenuhi harapan para pelanggan. Ditinjau dari sisi pelanggan, para pelanggan biasanya tidak mengetahui dengan detil setiap variabel pelayanan yang ada pada perusahaan penyedia jasa layanan. Akibatnya pelanggan dapat terkecoh dalam memilih suatu perusahaan asuransi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 
  1. Mengidentifikasi teknik komunikasi yang digunakan oleh para agen asuransi Prudential kepada calon nasabah;
  2. Mengidentifikasi efektivitas teknik komunikasi yang digunakan oleh para agen asuransi Prudential  kepada calon nasabah.
  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Responden penelitian adalah agen asuransi Prudential  sebagai sumber data utama penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara terhadap informan. Data dianalisis secara kualitatif untuk mendeskripsikan efektivitas teknik komunikasi yang digunakan oleh para agen asuransi Prudential  kepada calon nasabah. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk menciptakan efektivitas komunikasi agen asuransi harus melakukan tahapan-tahapan yang terdiri dari:
  1. Prospecting for consumers, yaitu usaha melakukan prospek terhadap calon konsumen sering mengalami hambatan berupa penolakan;  
  2. Opening the relationship, yaitu usaha untuk memahami kualifikasi calon nasabah; 
  3. Qualifying the prospect, usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai keputusan prospektif, siapa penyalur yang melayani konsumen prospektif dan apakah hubungan dengan perusahaan yang menjadi penyalur tersebut sehingga sulit bagi konsumen prospektif untuk mengganti penyalur, serta kesehatan keuangan perusahaan dan penilaian perusahaan yang menjadi konsumen prospektif;
  4. Presenting the sales message, yaitu usaha untuk membuat presentasi yang baik secara nyata menjadi aspek kritis pekerjaan penjualan;
  5. Closeing the sales, yaitu perolehan kesepakatan akhir untuk pembelian;
  6. Servicing the account, tugas tenaga penjualan belum selesai ketika keputusan pembelian dilakukan oleh konsumen.        

Wednesday, March 6, 2013

Bank as Money Multiplier and Journal Analyst

Nama           : Maulana Malik Ibrahim
NPM               : 14110271
Kelas               : Sarmag Sistem Informasi
Mata Kuliah   : Sistem Informasi Asuransi Keuangan


A. Bank sebagai Pengganda Uang / Money Multiplier 
     Bagi setiap individu uang adalah sangat penting dan oleh karena alasan keamanan dan keuntungan dalam menyimpan uang pada Bank. Dan ternyata Bank merupakan tempat perputaran uang terbesar di dunia. Banyak pihak yang terlibat dalam hal bertransaksi dari hal yang kecil seperti penyetoran atau pengambilan uang maupun transaksi besar seperti obligasi maupun kredit investasi di Bank. Transaksi di bank bukan merupakan sesuatu yang baru karena banyak pihak sudah percaya pada cara kerjanya, terutama untuk bank-bank yang besar dan sudah punya kepercayaan di banyak 
pihak tersebut.















     Pada laporan keuangan bank juga dibagi menjadi, yaitu berupa asset dan liabilities. Liabilities pada bank terdiri dari deposit, securities, dan capital, sedangkan pada asset bank terdiri dari kas dan simpanan bank tersebut di BI serta kredit seperti pada gambar diatas. Deposit pada bank terdiri dari time deposit atau lebih dikenal sebagai deposito, saving deposit atau tabungan, dan demand deposit atau yang biasa disebut dengan giro. Deposit ini juga disebut dana pihak ketiga yaitu dana yang berasal dari masyarakat. Securities bank terdiri dari obligasi dan disebut dana pihak kedua yaitu dana yang berasal dari investor. Dan capital bank terdiri dari modal disetor, laba ditahan, dan stock atau dikenal dengan saham di pasar modal berupa deviden. Laba ditahan merupakan keuntungan bank pada saham yang tidak diambil langsung melainkan diputarkan kembali agar memperoleh keuntungan lebih besar lagi. Sedangkan stock adalah berupa deviden yang merupakan laba yang dibagikan sebagai keuntungan bank. Capital disebut dana pihak pertama karena berasal dari pihak bank itu sendiri atau pemilik modal. Liabilities mempunyai biaya dana (cost of fund) pada setiap bagiannya. Contohnya pada giro, bank menetapkan biaya untuk transaksi giro yang dilakukan. Cost of fund juga ditetapkan dalam obligasi maupun biaya untuk deviden.


    Pada asset, bank mempunyai kredit/loan yang terdiri dari kredit investasi, komersial, dan konsumtif. Selain itu terdapat kas dan simpanan di Bank Indonesia dengan minimal deposit dari bank tersebut adalah 8% sesuai dengan bank di Indonesia. Dalam kredit ini juga ditetapkan cost of fund atau biaya dana. Pemerintah memperbolehkan pihak lain meminjam uang dari bank dengan ketetapan LDR atau Loan to Deposit Ratio: , Maksimal pinjaman adalah 110%. 10% itu sendiri berasal dari capital bank, karena pemerintah mensyaratkan bahwa pemberian pinjaman dari bank harus melibatkan modal bank itu sendiri sebesar 10%. Jadi misalnya, sebuah lembaga ingin meminjam 100 juta rupiah, maka maksimal pinjaman yang bank dapat diberikan ke lembaga tersebut adalah sebesar 110 juta rupiah. Kredit/loan itu sendiri bersumber dari deposit, securities, dan capital bank tersebut seperti salah satu contoh pemberian pinjaman 100 juta tadi. Simpanan pada bank tersebut di Bank Indonesia juga harus ada minimal 8% di deposit BI. Kegunaan simpanan minimal 8% tersebut adalah untuk kemudahan likuiditas dan kliring. Jika simpanan deposit bank tersebut kurang dari 8% maka bank tersebut akan bangkrut karena mengalami kesulitan likuiditas.

Giro terbagi 2 yaitu:

 1. Bilyet giro (BG), yang merupakan rekening dengan pengambilannya
     harus atas nama si pemilik, selain dari itu tidak dapat
     dicairkan.
  2. Cek, yang pengambilannya tidak harus atas nama pemilik melainkan 
      atas unjuk bukti pemberian kuasa si pemilik kepada si pengambil.
   
 Contoh Ilustrasi :
 


 
Keterangan Ilustrasi:


    Pak Ali ingin membeli kerupuk untuk kebutuhan usahanya. Ia membeli kerupuk tersebut dari Ibu Atun yang merupakan pengusaha kerupuk. Pak Ali mentransfer 10 juta rupiah kepada Bu Atun untuk pembelian barang tersebut. Pak Ali tidak membawa 10 juta rupiah secara cash / tunai karena dianggap terlalu beresiko, sehingga ia memutuskan untuk  memberikan cek senilai 10 juta kepada Bu Atun untuk pembayarannya. Cek bernilai 10 juta tersebut dikeluarkan oleh bank X, yaitu tempat Pak Ali menabungkan uangnya. Setelah Bu Atun telah menerima cek tersebut. Ia tidak menabung di Bank X sebagaimana tempat cek itu berasal, sehingga Bu Atun ingin mencairkan cek tersebut di bank Y karena ia menabung disana. Bank Y menerima cek tersebut dan dapat langsung mencairkan 10 juta rupiah tersebut.

   Proses bank Y dalam mencairkan cek tersebut adalah sebagai berikut. Bank Y tidak dapat menghubungi bank X langsung untuk pengadaan 10 juta tersebut. Bank X harus terlebih dahulu lewat BI dan kemudian BI mengontak bank X. kedua bank, X dan Y juga harus mempunyai simpanan deposit di BI minimal 8% yang berpengaruh pada likuiditas masing-masing bank tersebut. BI mempunyai sistem pencairan yang disebut sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) sehingga cek yang dicairkan berlangsung secara real-time. Sistem ini biasa disebut sistem kliring dan rekening koran pada BI (reserve requirement).

Setelah itu akan mempelajari tentang :
2 hal yang mempengaruhi likuiditas adalah:
1. Saldo deposit.























2. Transaksi Kliring





Saldo: + / -
Jika saldo plus berarti bank menang kliring, dan jika saldo minus berarti bank kalah kliring. Jika bank kalah, bank tersebut bisa peminjam ke bank yang menang kliring dengan asumsi bunga pinjaman adalah overnight atau dihitung per hari.


Law The Large Number
Merupakan istilah hukum bilangan besar yang digunakan yang membuat penurunan resiko. 1000: Rp. 1.000 lebih baik daripada 1: Rp. 1.000.000. penjelasannya adalah demikian: lebih baik bank memiliki 1000 nasabah yang menabung Rp. 1.000 rupiah dengan asumsi tidak ada 1000 nasabah yang serentak mengambil uangnya pada waktu yang sama, daripada 1 nasabah yang menabung Rp. 1.000.000 dan ketika ia ingin mengambilnya bank harus mengontak BI lagi jikalau dana likuiditas dibutuhkan lebih besar. 

B. Analisis Jurnal

Judul Jurnal : Dynamic Theory Of The Money Market, Disposable Money And Interest
Penulis         : Josh Villac's GonzClez
Universitas   : University San Pablo CEU, Madrid Spain
Published     : Journal of Bussiness & Economics Research - September, 2009, Volume 7,   
                       Number 9


    Untuk memahami pasar uang kita harus memahami cara-cara yang berbeda di mana peredaran pendapatan, khususnya jumlah uang yang sekali pakai, bersama-sama dengan pasokan uang dengan dinamis beredar dan siklus modal. Tiga item ini semua tergantung pada persamaan dasar makroekonomi, yaitu bahwa berinvestasi sama halnya seperti tabungan, mempengaruhinya dan menyelesaikannya. Ini adalah prinsip mendasar dari teori uang dan suku bunga. Pasar uang terdiri dari mereka yang ingin uang, apakah akan terlibat dalam bisnis atau untuk berspekulasi, dan uang yang ada untuk mendapatkan uang, contohnya: uang untuk dijual, uang kelembagaan dan uang bank. Bagian dari teori uang dikembangkan pada periode antara 1916 dan 1.925 oleh Orang Jerman bernama BernĂ¡cer (Alicante, Spanyol 18.831.965) dan berbeda dari ide Keynesian dan makroekonomi modern.
     Ia melakukan pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. Pertama, uang diurutkan berdasarkan bagian dalam bermain dalam proses produksi, contohnya yaitu, ketika apakah uang pakai itu atau uang yang sudah diikat di produksi. Dari sana kita beralih ke pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah dalam proses produksi dan, juga, pada kondisi surplus yang timbul dari produksi nasional, contohnya yaitu pada produk domestik. Pembayaran ini membiayai kegiatan produktif dan kita sebut mereka di sini modal beredar pada tingkat kedua. Dengan demikian, di satu sisi dari persamaan dasar kita memiliki tabungan yang berkaitan dengan periode dan uang yang dibuat sementara, di sisi lain, kita memiliki investasi dan produksi tambahan yang diperoleh pada periode yang sama. Apa ini berarti dalam prakteknya adalah bahwa kita persamaan pertambahan tabungan investasi normal = uang yang diciptakan dan modal beredar dipekerjakan, sehingga menyelesaikan dalam arti, dinamis temporal. 
Formula ini kemudian diterapkan pada permintaan dan pasokan uang, yang bersama-sama mendefinisikan uang pasar, aset itu terdiri, dan suku bunga.
      Kesimpulannya dua pasar uang dijelaskan. Satu dalam pasokan dan satunya lagi permintaan uang untuk mendanai produksi dan menerima pendapatan yang diperoleh yang. Dari kekuatan bersaing penawaran dan permintaan lahirlah bunga moneter. Tapi ada pasar uang yang lain yang terdiri dari saham memapakai uang yang tidak diinvestasikan dan yang berosilasi panik di pasar spekulatif yang tidak berkontribusi terhadap produksi dalam negeri atau menghasilkan produk. Dari pasar ini muncul kepentingan keuangan, yang beroperasi melawan kapitalisasi tabungan. Ini mungkin seperti, mengikuti teori BernĂ¡cer, bahwa kepentingan keuangan, atau kepentingan secara umum, akan menghilang jika pasar spekulatif telah dihapus. Hal ini tidak terjadi. Sebuah pertumbuhan ekonomi membutuhkan uang untuk mendanai peningkatan siklus modal, yaitu produksi, dan peningkatan permintaan terhadap uang akan meningkatkan jumlah bunga yang dibayarkan untuk itu. Sistem perbankan cenderung untuk menghasilkan uang dengan cara multiplier perbankan bekerja bersama dalam penciptaan siklus modal. Namun, perlu untuk membuat hukum uang yang cukup untuk membiayai kehadiran dua volume siklus modal dan menghindari jatuh ke dalam depresiasi.