PROSES
BISNIS ASURANSI
Nama : Maulana Malik Ibrahim
NPM : 14110271
Kelas : Sarmag Sistem Informasi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Asuransi Keuangan
Nama : Maulana Malik Ibrahim
NPM : 14110271
Kelas : Sarmag Sistem Informasi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Asuransi Keuangan
Deksripsi
dari gambar diatas misalkan ada 10 orang berkumpul jadi satu dan mereka
bersepakat bila ada yang meninggal mereka yang hidup akan menyantuni dengan
membuat suatu kesepakatan untuk menabung Rp.10.000 perorang dan terkumpulah
uang Rp.100.000. Lalu ketika salah satu dari anggota perkumpulan itu ada yang
meninggal maka dia akan mendapatkan uang sebesar Rp.100.000 dan yang menjadi
masalah adalah ketika orang yang hidup tinggal 9 lalu patungan lagi maka hanya
akan terkumpul 90.000, dan yang lebih parah jika yang mati terakhir maka tidak
ada yang menyantuninya. Lalu mereka berpikir apa yang harus dilakukan yaitu
adalah membuat orang tambahan katakan saja si Siti sebagai pihak yang bukan
berasal dari anggota kelompok tersebut yang ditunjuk dan dipercaya untuk
mengelola uang mereka. Bila pihak tersebut sudah bersedia untuk mengelola uang
anggota kelompok tersebut adalah si Siti, maka cara si Siti agar tetap bisa
memberikan santunan kepada orang-orang dalam kelompok tersebut dengan jumlah
yang sama besar ketika setiap anggota kelompok tersebut meninggal dunia adalah
dengan mengalokasikan ke dalam investasi. Investasi ini bertujuan agar ketika
ada salah satu diantara kesepuluh anggota kelompok tersebut ada yang meninggal
dunia, masing-masing anggota kelompok tetap mendapatkan uang santunan sebesar
Rp.100.000 walaupun anggota kelompok tersebut sudah tidak berjumlah 10 orang
lagi. Namun jika selama jangka waktu yang disepakati tidak ada satupun yang
meninggal maka ada dua pilihan yang dapat diambil, yaitu:
- Uang sebesar Rp.100.000 yang sudah terkumpul dapat dibagikan kembali kepada setiap anggota kelompok tersebut dengan adanya potongan.
- Uang tersebut akan menjadi milik si Siti
Lalu
si Siti pun berpikir bahwa tidak mungkin bagi dirinya hanya menjadi sebagai
orang perantara pengelola uang dari 10 orang tadi karena dia juga ingin
mendapatkan untung lalu dia membuat sebuah perusahaan asuransi. Lalu si Siti
dan mereka membuat sebuah perjanjiannya yaitu dalam jangaka 1 tahun mereka
mengeluarkan uang masing-masing Rp.10.000. Uang ini disebut dengan premi dan
bunga yang akan diberikan adalah sebesar 10%. Perjanjiannya lainnya adalah jika
dalam 1 tahun dari 10 orang yang telah membayarkan premi ini lalu ada yang
meninggal dunia, maka Siti akan memberikan uang sebesar 10.000 + (10% x 10.000)
= 22.000, pemberian uang ini lebih besar dibandingkan dengan cara yang pertama
yaitu masing-masing perorang bila meninggal dunia hanya mendapatkan 100.000. Orang
yang menentukan besarnya uang pertanggungjawaban yang akan diterima adalah
aktualis dan prosesnya dinamakan aktualia. Uang yang terkumpul pada Siti adalah
sebesar Rp.100.000 (10 orang). Kemungkinan uang yang akan dikeluarkan siti
adalah sebesar Rp.220.000 dari uang yang terkumpul sebanyak Rp.100.000, Lalu untuk
menanggulangi kekurangan dana bila terjadi ada salah satu orang yang meninggal
maka si Siti menginvestasikan uang yang didapatnya. Besarnya uang pertanggungan
yang akan diberikan oleh Siti telah dia prediksikan dengan menggunakan
informasi dari Badan Statistik atau
dengan menggunakan tabel mortalita. Tabel mortalita adalah tabel yang
menjelaskan kemungkinan meninggalnya seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan untuk tabel
mortalita adalah usia, ekonomi, pola hidup, kesehatan, jenis kelamin, hobi,
pekerjaan, dan culture/kebudayaan dari seseorang. Proses dari pertimbangan
faktor-faktor tersebut menjadi persentase kemungkinan meninggalnya seseorang
disebut dengan underwriting. Dalam
kasus ini persentase probability kematian seseorang adalah 10%. Maka hal ini
dapat diramalkan bahwa kemungkinan akan ada 1 orang yang akan meninggal dalam
periode 1 tahun. Untuk dapat mengkover biaya yang akan diberikan oleh Siti
kepada nasabah yang meninggal , dia akan melakukan investasi untuk mendapatkan
uang, minimal bunga dari investasi tersebut adalah sebesar 6%. Maka dari bunga
tersebut Siti akan memiliki uang sebesar Rp.106.000. Berdasarkan tabel
mortalita maka hanya akan ada 1 dari 10 orang yang akan meninggal dalam periode
1 tahun, maka Siti hanya perlu membayar Rp.22.000, Sedangkan siti memiliki uang
sebesar Rp.106.000 dari hasil investasi.
Selisih antara uang yang dimiliki Siti
dengan uang yang harus dikeluarkan Siti adalah sebesar Rp.84.000. Selisih ini
akan menjadi keuntungan untuk Siti atau bisa diberikan kepada nasabah yang
tidak meninggal dengan nominal tertentu, keputusan ini berdasarkan perjanjian
antara Siti dengan nasabah. Jadi si C ini harus mempunyai kemampuan memprediksi
kira-kira uang 100 ribu tersebut akan berkembang. Yaitu future value. Misal saya
punya uang 10 ribu pada 10 tahun yang lalu bisa membeli kerupuk 2 truk , dan
kalau sekarang bisa membeli 20 kerupuk. Oleh karena itu si C harus bisa mengira
untuk satu tahun depan yang harus ditarik ke masa sekarang yaitu present value.
, di industri asuransi hitungannya adalah perseribu orang, misal ada seribu
orang dalam satu tahun yang hidup adalah 900 orang jadi 10 permil, manfaatnya
untuk kemungkinan orang meninggal dalam 1 tahun adalah 90 permil sehingga kalau
ada asuransi yang mau mengkover ini, andaikan saya bayar premi 10.000 kira2
bayi saya mendapat uang berapa jika hidup dan jika mati. Penentuan premi
menjadi penting pada tahap ini untuk dapat menentukan risk atau resiko
nantinya. Lalu si C mempunyai biaya operasional di Industri asuransi itu
dihitung prosentase tertentu dari tingkat mortalitas dikenal dengan istilah
loading factor.
Jadi
Hal-hal yang perlu diketahui dalam sebuah bisnis asuransi untuk diperhitungkan adalah:
- Future Value (Nilai uang di masa
depan) dan Present Value (Nilai uang dimasa sekarang)
Misalkan Pada tahun 1992 uang Rp.10.000 kita bisa
membeli 10 kaleng kerupuk sedangkan pada saat ini (tahun 2013) dengan uang
10.000 kita hanya dapat membeli 20 buah kerupuk. Ilustrasi ini dapat
menggambarkan bahwa nilai suatu mata uang bisa berbeda antara saat ini dengan
masa depan.
Dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Nilai Pokok
i = Bunga
n = Waktu
P = Nilai Pokok
i = Bunga
n = Waktu
Jadi ketika suatu perusahaan asuransi
ingin menawarkan jasa asuransinya kepada nasabah, mereka harus
mengetahui/menghitung perkiraan nilai future dan present value dari uang agar
mereka bisa menentukan berapa besar premi dan UP yang akan ditawarkan.
- Risk (Resiko)
Perusahaan asuransi juga harus menghitung dan
mengetahui resiko dari asuransi yang mereka tawarkan, sehingga mereka dapat
memperkirakan langkah yang harus mereka ambil untuk meminimalisir resiko
tersebut. Misalkan ada 1000 orang tua yang mengasuransikan anak mereka yang
masih berusia 0 tahun. Asuransinya adalah jika dalam 1 tahun anak mereka
meninggal maka mereka akan mendapatkan uang pertanggungjawaban dari pihak asuransi.
Misalkan dalam satu tahun tersebut yang meninggal ada sebanyak 100 bayi menurut
lembaga statistik yang akan meninggal dunia maka yang berhasil hidup sebanyak
900 bayi. Maka dapat diketahui bahwa angka mortalita (kematian) yang terjadi
adalah sebanyak 0,1/mil (mil=1000) sedangkan Morbility (kehidupan) sebesar 0,9/mil.
Rumus yang digunakan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah :
Px = 1 – Gx
Keterangan :
Px = Hidup
Gx = Mati
Jadi jika ada bayi yang meninggal dalam periode 1
tahun tersebut UP yang diinginkan oleh nasabah sebesar Rp.100.000 maka premi
yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar:
UP x angka
mortalita = Rp.100.000 x 0,1 = Rp.10.000
Sedangkan jika perjanjiannya diubah menjadi jika
dalam 1 tahun tersebut bayi mereka tetap hidup, maka perusahaan asuransi harus
membayar UP sebesar Rp.100.000. Premi yang harus ditetapkan oleh perusahaan
asuransi adalah sebesar:
UP x angka
morbility = Rp.100.000 x 0,9 = Rp. 90.000
Mengapa premi untuk perjanjian yang kedua lebih
besar dari yang pertama karena kemungkinan bayi yang hidup lebih besar daripada
bayi yang meninggal, jadi resiko yang akan ditanggung akan lebih besar juga.
Sehingga premi untuk perjanjian kedua jauh lebih besar dari yang pertama.
- Biaya Operasional (Loading
Factor)
Loading factor = Persentase x Mortality (tingkat
kematian) , atau
Loading
factor = persentase x Morbility (tingkat kehidupan)
Motivasi setiap orang dalam
mengikuti asuransi berbeda-beda, bagi golongan below the line adalah untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi, sedangkan untuk golongan above line (makmur)
adalah untuk menjaga kemampuan ekonomi. Ada persamaan diantara kedua golongan
ini yaitu sama-sama menggunakan kata kemampuan ekonomi. Kemampuan ekonomi
diukur dengan uang.
Misalkan 10 orang tadi adalah
kepala keluarga jika mereka meninggal mereka tidak rugi-rugi sangat karena
memperoleh kemampuan ekonomi.
Dalam perkembangan asuransi
terbagi menjadi 3:
1. Asuransi Jiwa (Life Insurrance)
Lini bisnisnya :
-
Jiwa
berjangka ( Time Life) jika dia mati mendapatkan uang pertanggungan tetapi jika
dia hidup dia tidak dapat.
- Endowment
jika dia hidup dia dapat tetapi jika dia mati tidak dapat
- Dwiguna
jika dia mati dikasih dan jika dia hidup dia dikasih.
2. Asuransi General ( General Insurrance)
berkaitan dengan harta benda
Lini bisnis
-
Alat-alat
dan kendaraan
-
Property
(rumah, ada yang beserta isi-isinya)
-
Bisnis
Risk (bangkrut, ditipu)
3. Asuransi Reinsurrance
Ketiga asuransi ini membuat
asuransi Health dan asuransi Personal Accident
Di Health menjamin kesehatan
Di Personal Accident dalam
kecacatan jika ada kecelakaan kerja maka
karyawannya akan diberikan UP
Prinsip untuk ikut asuransi bukan
mencari profit tetapi benefit, diantaranya adalah:
1. Nilai ekonomi
2. Perjanjian
3. Resikonya terukur ->> jadi
harus ada data yang fair
4. Kesamaan
5. Potensi ganti kerugian
6. Penerima Manfaat (Beneficially)
7. Ada yang tertanggung
8. Normal karena resiko tidak ada
unsur kesengajaan.
Kejahatan insurrance, misalkan si
Atun setiap kali dia menikah suaminnya dijadikan bos, asuransi bisnis dan jiwa,
dipertengahan jalan si Ali dibunuh oleh si Atun.
Perusahaan asuransi harus
mempunyai:
- Data Nasabah / klien, berkaitan dengan 2 hal yaitu: Penutupan / pertanggungan dan Klaim
- Tabel Risk
- Data Investasi
Jadi prinsip yang dipakai adalah
Law of Large Number, semakin banyak yang ikut maka resiko yang didapat akan
semakin kecil.
Analisis jurnal tentang : Sistem
Informasi Asuransi dan tentang agency asuransi
Faktor menentukan Premi:
- Risk
- Tingkat Bunga
- Loading Faktor
Analisis Jurnal 1 : Tentang
Sistem Informasi di Asuransi
Judul
Jurnal : Penerapan Data Mining Dengan Metode Interpolasi
Untuk Memprediksi Minat
Konsumen Asuransi (Studi Kasus Asuransi
Metlife)
Penulis
: Sandy
Kurniawan, Taufiq Hidayat
Universitas
: Jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Published
: Media Informatika,
Vol. 5,No.2, Desember 2007, 113-128 ISSN: 0854-4743
Dalam
Sistem Informasi mencari suatu data yang mengubahnya menjadi sebuah informasi
adalah tujuan utama dari sistem informasi tersebut. Dan semakin berjalannya
waktu data-data yang ada semakin banyak dan hal ini menjadi susah untuk
mendapatkan suatu informasi yang sangat penting secara manual atau tradisional.
Lalu hadirlah Data Mining merupakan
teknologi baru yang sangat berguna dan powerful untuk membantu perusahaan
khususnya perusahaan asuransi dalam menemukan informasi yang sangat penting
dari gudang data mereka. Data mining dapat meramalkan tren dan sifat-sifat
perilaku bisnis yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan
penting. Analisis yang diotomatisasi yang dilakukan oleh data mining melebihi
yang dilakukan oleh sistem pendukung keputusan tradisional yang sudah banyak
digunakan.
Data
mining dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan bisnis yang dengan cara tradisional
memerlukan banyak waktu untuk menjawabnya. Data mining mengeksplorasi basis
data untuk menemukan pola-pola yang tersembunyi, mencari informasi pemrediksi
yang mungkin saja terlupakan oleh para pelaku bisnis karena terletak di luar
ekspektasi mereka. Hasil dari sistem adalah menggali informasi dari basis data
nasabah dan transaksi pembayaran premi asuransi sehingga dapat memprediksi
seberapa besar angsuran premi asuransi yang terbaik sesuai dengan kondisi calon
nasabah. Hal tersebut dapat melihat interpolasi antar data dengan menggunakan
tiga tipe model pola-pola di dalam data:
- Model sederhana (Query berbasis SQL, OLAP, pertimbangan manusia)
- Model sedang (regresi, pohon keputusan, clustering)
- Model kompleks (jaringan syaraf, induksi aturan lain)
Analisis Jurnal 2 : Tentang Agen Asuransi
Judul
Jurnal : Teknik Komunikasi dan Peningkatan Efektivitas
Komunikasi (Studi Kasus Agen
Asuransi Prudential Dalam Menawarkan Produk Asuransi Kepada Calon
Nasabah)
Penulis
: Fadil
Muhammad Aulia
Universitas
: Program Pascasarjana Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Published
: TESIS
08/274618/PSP/03338
Selama
ini perusahaan-perusahaan asuransi pada umumnya tidak pernah melakukan riset
untuk mengetahui seberapa besar efektivitas komunikasi yang dilakukan oleh para
agennya, sehingga mereka tidak tahu teknik mana saja yang perlu diperbaiki agar
dapat memenuhi harapan para pelanggan. Ditinjau dari sisi pelanggan, para
pelanggan biasanya tidak mengetahui dengan detil setiap variabel pelayanan yang
ada pada perusahaan penyedia jasa layanan. Akibatnya pelanggan dapat terkecoh
dalam memilih suatu perusahaan asuransi.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk :
- Mengidentifikasi teknik komunikasi yang digunakan oleh para agen asuransi Prudential kepada calon nasabah;
- Mengidentifikasi efektivitas teknik komunikasi yang digunakan oleh para agen asuransi Prudential kepada calon nasabah.
Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif. Responden penelitian adalah agen asuransi Prudential sebagai sumber data utama penelitian.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara terhadap informan.
Data dianalisis secara kualitatif untuk mendeskripsikan efektivitas teknik
komunikasi yang digunakan oleh para agen asuransi Prudential kepada calon
nasabah. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk menciptakan efektivitas
komunikasi agen asuransi harus melakukan tahapan-tahapan yang terdiri dari:
- Prospecting for consumers, yaitu usaha melakukan prospek terhadap calon konsumen sering mengalami hambatan berupa penolakan;
- Opening the relationship, yaitu usaha untuk memahami kualifikasi calon nasabah;
- Qualifying the prospect, usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai keputusan prospektif, siapa penyalur yang melayani konsumen prospektif dan apakah hubungan dengan perusahaan yang menjadi penyalur tersebut sehingga sulit bagi konsumen prospektif untuk mengganti penyalur, serta kesehatan keuangan perusahaan dan penilaian perusahaan yang menjadi konsumen prospektif;
- Presenting the sales message, yaitu usaha untuk membuat presentasi yang baik secara nyata menjadi aspek kritis pekerjaan penjualan;
- Closeing the sales, yaitu perolehan kesepakatan akhir untuk pembelian;
- Servicing
the account, tugas tenaga penjualan belum selesai ketika keputusan pembelian
dilakukan oleh konsumen.
0 comments:
Post a Comment