Pages

Wednesday, March 6, 2013

Bank as Money Multiplier and Journal Analyst

Nama           : Maulana Malik Ibrahim
NPM               : 14110271
Kelas               : Sarmag Sistem Informasi
Mata Kuliah   : Sistem Informasi Asuransi Keuangan


A. Bank sebagai Pengganda Uang / Money Multiplier 
     Bagi setiap individu uang adalah sangat penting dan oleh karena alasan keamanan dan keuntungan dalam menyimpan uang pada Bank. Dan ternyata Bank merupakan tempat perputaran uang terbesar di dunia. Banyak pihak yang terlibat dalam hal bertransaksi dari hal yang kecil seperti penyetoran atau pengambilan uang maupun transaksi besar seperti obligasi maupun kredit investasi di Bank. Transaksi di bank bukan merupakan sesuatu yang baru karena banyak pihak sudah percaya pada cara kerjanya, terutama untuk bank-bank yang besar dan sudah punya kepercayaan di banyak 
pihak tersebut.















     Pada laporan keuangan bank juga dibagi menjadi, yaitu berupa asset dan liabilities. Liabilities pada bank terdiri dari deposit, securities, dan capital, sedangkan pada asset bank terdiri dari kas dan simpanan bank tersebut di BI serta kredit seperti pada gambar diatas. Deposit pada bank terdiri dari time deposit atau lebih dikenal sebagai deposito, saving deposit atau tabungan, dan demand deposit atau yang biasa disebut dengan giro. Deposit ini juga disebut dana pihak ketiga yaitu dana yang berasal dari masyarakat. Securities bank terdiri dari obligasi dan disebut dana pihak kedua yaitu dana yang berasal dari investor. Dan capital bank terdiri dari modal disetor, laba ditahan, dan stock atau dikenal dengan saham di pasar modal berupa deviden. Laba ditahan merupakan keuntungan bank pada saham yang tidak diambil langsung melainkan diputarkan kembali agar memperoleh keuntungan lebih besar lagi. Sedangkan stock adalah berupa deviden yang merupakan laba yang dibagikan sebagai keuntungan bank. Capital disebut dana pihak pertama karena berasal dari pihak bank itu sendiri atau pemilik modal. Liabilities mempunyai biaya dana (cost of fund) pada setiap bagiannya. Contohnya pada giro, bank menetapkan biaya untuk transaksi giro yang dilakukan. Cost of fund juga ditetapkan dalam obligasi maupun biaya untuk deviden.


    Pada asset, bank mempunyai kredit/loan yang terdiri dari kredit investasi, komersial, dan konsumtif. Selain itu terdapat kas dan simpanan di Bank Indonesia dengan minimal deposit dari bank tersebut adalah 8% sesuai dengan bank di Indonesia. Dalam kredit ini juga ditetapkan cost of fund atau biaya dana. Pemerintah memperbolehkan pihak lain meminjam uang dari bank dengan ketetapan LDR atau Loan to Deposit Ratio: , Maksimal pinjaman adalah 110%. 10% itu sendiri berasal dari capital bank, karena pemerintah mensyaratkan bahwa pemberian pinjaman dari bank harus melibatkan modal bank itu sendiri sebesar 10%. Jadi misalnya, sebuah lembaga ingin meminjam 100 juta rupiah, maka maksimal pinjaman yang bank dapat diberikan ke lembaga tersebut adalah sebesar 110 juta rupiah. Kredit/loan itu sendiri bersumber dari deposit, securities, dan capital bank tersebut seperti salah satu contoh pemberian pinjaman 100 juta tadi. Simpanan pada bank tersebut di Bank Indonesia juga harus ada minimal 8% di deposit BI. Kegunaan simpanan minimal 8% tersebut adalah untuk kemudahan likuiditas dan kliring. Jika simpanan deposit bank tersebut kurang dari 8% maka bank tersebut akan bangkrut karena mengalami kesulitan likuiditas.

Giro terbagi 2 yaitu:

 1. Bilyet giro (BG), yang merupakan rekening dengan pengambilannya
     harus atas nama si pemilik, selain dari itu tidak dapat
     dicairkan.
  2. Cek, yang pengambilannya tidak harus atas nama pemilik melainkan 
      atas unjuk bukti pemberian kuasa si pemilik kepada si pengambil.
   
 Contoh Ilustrasi :
 


 
Keterangan Ilustrasi:


    Pak Ali ingin membeli kerupuk untuk kebutuhan usahanya. Ia membeli kerupuk tersebut dari Ibu Atun yang merupakan pengusaha kerupuk. Pak Ali mentransfer 10 juta rupiah kepada Bu Atun untuk pembelian barang tersebut. Pak Ali tidak membawa 10 juta rupiah secara cash / tunai karena dianggap terlalu beresiko, sehingga ia memutuskan untuk  memberikan cek senilai 10 juta kepada Bu Atun untuk pembayarannya. Cek bernilai 10 juta tersebut dikeluarkan oleh bank X, yaitu tempat Pak Ali menabungkan uangnya. Setelah Bu Atun telah menerima cek tersebut. Ia tidak menabung di Bank X sebagaimana tempat cek itu berasal, sehingga Bu Atun ingin mencairkan cek tersebut di bank Y karena ia menabung disana. Bank Y menerima cek tersebut dan dapat langsung mencairkan 10 juta rupiah tersebut.

   Proses bank Y dalam mencairkan cek tersebut adalah sebagai berikut. Bank Y tidak dapat menghubungi bank X langsung untuk pengadaan 10 juta tersebut. Bank X harus terlebih dahulu lewat BI dan kemudian BI mengontak bank X. kedua bank, X dan Y juga harus mempunyai simpanan deposit di BI minimal 8% yang berpengaruh pada likuiditas masing-masing bank tersebut. BI mempunyai sistem pencairan yang disebut sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) sehingga cek yang dicairkan berlangsung secara real-time. Sistem ini biasa disebut sistem kliring dan rekening koran pada BI (reserve requirement).

Setelah itu akan mempelajari tentang :
2 hal yang mempengaruhi likuiditas adalah:
1. Saldo deposit.























2. Transaksi Kliring





Saldo: + / -
Jika saldo plus berarti bank menang kliring, dan jika saldo minus berarti bank kalah kliring. Jika bank kalah, bank tersebut bisa peminjam ke bank yang menang kliring dengan asumsi bunga pinjaman adalah overnight atau dihitung per hari.


Law The Large Number
Merupakan istilah hukum bilangan besar yang digunakan yang membuat penurunan resiko. 1000: Rp. 1.000 lebih baik daripada 1: Rp. 1.000.000. penjelasannya adalah demikian: lebih baik bank memiliki 1000 nasabah yang menabung Rp. 1.000 rupiah dengan asumsi tidak ada 1000 nasabah yang serentak mengambil uangnya pada waktu yang sama, daripada 1 nasabah yang menabung Rp. 1.000.000 dan ketika ia ingin mengambilnya bank harus mengontak BI lagi jikalau dana likuiditas dibutuhkan lebih besar. 

B. Analisis Jurnal

Judul Jurnal : Dynamic Theory Of The Money Market, Disposable Money And Interest
Penulis         : Josh Villac's GonzClez
Universitas   : University San Pablo CEU, Madrid Spain
Published     : Journal of Bussiness & Economics Research - September, 2009, Volume 7,   
                       Number 9


    Untuk memahami pasar uang kita harus memahami cara-cara yang berbeda di mana peredaran pendapatan, khususnya jumlah uang yang sekali pakai, bersama-sama dengan pasokan uang dengan dinamis beredar dan siklus modal. Tiga item ini semua tergantung pada persamaan dasar makroekonomi, yaitu bahwa berinvestasi sama halnya seperti tabungan, mempengaruhinya dan menyelesaikannya. Ini adalah prinsip mendasar dari teori uang dan suku bunga. Pasar uang terdiri dari mereka yang ingin uang, apakah akan terlibat dalam bisnis atau untuk berspekulasi, dan uang yang ada untuk mendapatkan uang, contohnya: uang untuk dijual, uang kelembagaan dan uang bank. Bagian dari teori uang dikembangkan pada periode antara 1916 dan 1.925 oleh Orang Jerman bernama Bernácer (Alicante, Spanyol 18.831.965) dan berbeda dari ide Keynesian dan makroekonomi modern.
     Ia melakukan pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. Pertama, uang diurutkan berdasarkan bagian dalam bermain dalam proses produksi, contohnya yaitu, ketika apakah uang pakai itu atau uang yang sudah diikat di produksi. Dari sana kita beralih ke pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah dalam proses produksi dan, juga, pada kondisi surplus yang timbul dari produksi nasional, contohnya yaitu pada produk domestik. Pembayaran ini membiayai kegiatan produktif dan kita sebut mereka di sini modal beredar pada tingkat kedua. Dengan demikian, di satu sisi dari persamaan dasar kita memiliki tabungan yang berkaitan dengan periode dan uang yang dibuat sementara, di sisi lain, kita memiliki investasi dan produksi tambahan yang diperoleh pada periode yang sama. Apa ini berarti dalam prakteknya adalah bahwa kita persamaan pertambahan tabungan investasi normal = uang yang diciptakan dan modal beredar dipekerjakan, sehingga menyelesaikan dalam arti, dinamis temporal. 
Formula ini kemudian diterapkan pada permintaan dan pasokan uang, yang bersama-sama mendefinisikan uang pasar, aset itu terdiri, dan suku bunga.
      Kesimpulannya dua pasar uang dijelaskan. Satu dalam pasokan dan satunya lagi permintaan uang untuk mendanai produksi dan menerima pendapatan yang diperoleh yang. Dari kekuatan bersaing penawaran dan permintaan lahirlah bunga moneter. Tapi ada pasar uang yang lain yang terdiri dari saham memapakai uang yang tidak diinvestasikan dan yang berosilasi panik di pasar spekulatif yang tidak berkontribusi terhadap produksi dalam negeri atau menghasilkan produk. Dari pasar ini muncul kepentingan keuangan, yang beroperasi melawan kapitalisasi tabungan. Ini mungkin seperti, mengikuti teori Bernácer, bahwa kepentingan keuangan, atau kepentingan secara umum, akan menghilang jika pasar spekulatif telah dihapus. Hal ini tidak terjadi. Sebuah pertumbuhan ekonomi membutuhkan uang untuk mendanai peningkatan siklus modal, yaitu produksi, dan peningkatan permintaan terhadap uang akan meningkatkan jumlah bunga yang dibayarkan untuk itu. Sistem perbankan cenderung untuk menghasilkan uang dengan cara multiplier perbankan bekerja bersama dalam penciptaan siklus modal. Namun, perlu untuk membuat hukum uang yang cukup untuk membiayai kehadiran dua volume siklus modal dan menghindari jatuh ke dalam depresiasi.



0 comments: