NPM : 14110271
Kelas : Sarmag Sistem Informasi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Asuransi Keuangan
A. Bank sebagai Pengganda Uang / Money Multiplier
Bagi setiap individu uang adalah sangat penting dan oleh karena alasan keamanan dan keuntungan dalam menyimpan uang pada Bank. Dan ternyata Bank merupakan tempat perputaran uang terbesar di
dunia. Banyak pihak yang terlibat dalam hal bertransaksi dari hal yang
kecil seperti penyetoran atau pengambilan uang maupun transaksi besar seperti
obligasi maupun kredit investasi di Bank. Transaksi di bank bukan merupakan sesuatu
yang baru karena banyak pihak sudah percaya pada cara kerjanya, terutama untuk
bank-bank yang besar dan sudah punya kepercayaan di banyak
pihak tersebut.
Pada laporan keuangan bank juga dibagi menjadi, yaitu berupa asset dan liabilities. Liabilities pada bank terdiri dari deposit, securities, dan capital, sedangkan pada asset bank terdiri dari kas dan simpanan bank tersebut di BI serta kredit seperti pada gambar diatas. Deposit pada bank terdiri dari time deposit atau lebih dikenal sebagai deposito, saving deposit atau tabungan, dan demand deposit atau yang biasa disebut dengan giro. Deposit ini juga disebut dana pihak ketiga yaitu dana yang berasal dari masyarakat. Securities bank terdiri dari obligasi dan disebut dana pihak kedua yaitu dana yang berasal dari investor. Dan capital bank terdiri dari modal disetor, laba ditahan, dan stock atau dikenal dengan saham di pasar modal berupa deviden. Laba ditahan merupakan keuntungan bank pada saham yang tidak diambil langsung melainkan diputarkan kembali agar memperoleh keuntungan lebih besar lagi. Sedangkan stock adalah berupa deviden yang merupakan laba yang dibagikan sebagai keuntungan bank. Capital disebut dana pihak pertama karena berasal dari pihak bank itu sendiri atau pemilik modal. Liabilities mempunyai biaya dana (cost of fund) pada setiap bagiannya. Contohnya pada giro, bank menetapkan biaya untuk transaksi giro yang dilakukan. Cost of fund juga ditetapkan dalam obligasi maupun biaya untuk deviden.
pihak tersebut.
Pada laporan keuangan bank juga dibagi menjadi, yaitu berupa asset dan liabilities. Liabilities pada bank terdiri dari deposit, securities, dan capital, sedangkan pada asset bank terdiri dari kas dan simpanan bank tersebut di BI serta kredit seperti pada gambar diatas. Deposit pada bank terdiri dari time deposit atau lebih dikenal sebagai deposito, saving deposit atau tabungan, dan demand deposit atau yang biasa disebut dengan giro. Deposit ini juga disebut dana pihak ketiga yaitu dana yang berasal dari masyarakat. Securities bank terdiri dari obligasi dan disebut dana pihak kedua yaitu dana yang berasal dari investor. Dan capital bank terdiri dari modal disetor, laba ditahan, dan stock atau dikenal dengan saham di pasar modal berupa deviden. Laba ditahan merupakan keuntungan bank pada saham yang tidak diambil langsung melainkan diputarkan kembali agar memperoleh keuntungan lebih besar lagi. Sedangkan stock adalah berupa deviden yang merupakan laba yang dibagikan sebagai keuntungan bank. Capital disebut dana pihak pertama karena berasal dari pihak bank itu sendiri atau pemilik modal. Liabilities mempunyai biaya dana (cost of fund) pada setiap bagiannya. Contohnya pada giro, bank menetapkan biaya untuk transaksi giro yang dilakukan. Cost of fund juga ditetapkan dalam obligasi maupun biaya untuk deviden.
Pada asset, bank mempunyai kredit/loan yang terdiri dari kredit investasi,
komersial, dan konsumtif. Selain itu terdapat kas dan simpanan di Bank Indonesia
dengan minimal deposit dari bank tersebut adalah 8% sesuai dengan bank di Indonesia. Dalam kredit ini juga
ditetapkan cost of fund atau biaya dana. Pemerintah memperbolehkan pihak lain
meminjam uang dari bank dengan ketetapan LDR atau Loan to Deposit Ratio: , Maksimal pinjaman adalah 110%.
10% itu sendiri berasal dari capital bank, karena pemerintah mensyaratkan bahwa
pemberian pinjaman dari bank harus melibatkan modal bank itu sendiri sebesar
10%. Jadi misalnya, sebuah lembaga ingin meminjam 100 juta rupiah, maka
maksimal pinjaman yang bank dapat diberikan ke lembaga tersebut adalah sebesar
110 juta rupiah. Kredit/loan itu sendiri bersumber dari deposit, securities,
dan capital bank tersebut seperti salah satu contoh pemberian pinjaman 100 juta
tadi. Simpanan pada bank tersebut di
Bank Indonesia juga harus ada minimal 8% di deposit BI. Kegunaan simpanan
minimal 8% tersebut adalah untuk kemudahan likuiditas dan kliring. Jika
simpanan deposit bank tersebut kurang dari 8% maka bank tersebut akan bangkrut
karena mengalami kesulitan likuiditas.
Giro terbagi 2 yaitu:
Giro terbagi 2 yaitu:
1. Bilyet giro (BG), yang merupakan rekening dengan pengambilannya
harus atas nama si pemilik, selain dari itu tidak dapat
dicairkan.
2. Cek, yang pengambilannya tidak harus atas nama pemilik melainkan harus atas nama si pemilik, selain dari itu tidak dapat
dicairkan.
atas unjuk bukti
pemberian kuasa si pemilik kepada si pengambil.
Contoh Ilustrasi :
Keterangan Ilustrasi:
Pak Ali ingin membeli kerupuk
untuk kebutuhan usahanya. Ia membeli kerupuk tersebut dari Ibu Atun yang merupakan pengusaha kerupuk.
Pak Ali mentransfer 10 juta rupiah kepada Bu Atun untuk pembelian barang
tersebut. Pak Ali tidak membawa 10 juta rupiah secara cash / tunai karena dianggap
terlalu beresiko, sehingga ia memutuskan untuk memberikan cek senilai 10
juta kepada Bu Atun untuk pembayarannya. Cek bernilai 10 juta tersebut
dikeluarkan oleh bank X, yaitu tempat Pak Ali menabungkan uangnya. Setelah Bu Atun telah menerima cek
tersebut. Ia tidak menabung di Bank X sebagaimana tempat cek itu berasal,
sehingga Bu Atun ingin mencairkan cek tersebut di bank Y karena ia menabung
disana. Bank Y menerima cek tersebut dan dapat langsung mencairkan 10 juta
rupiah tersebut.
Proses bank Y dalam mencairkan
cek tersebut adalah sebagai berikut. Bank Y tidak dapat menghubungi bank X
langsung untuk pengadaan 10 juta tersebut. Bank X harus terlebih dahulu lewat
BI dan kemudian BI mengontak bank X. kedua bank, X dan Y juga harus mempunyai
simpanan deposit di BI minimal 8% yang berpengaruh pada likuiditas masing-masing bank tersebut. BI
mempunyai sistem pencairan yang disebut sistem RTGS (Real Time Gross
Settlement) sehingga cek yang dicairkan berlangsung secara real-time. Sistem
ini biasa disebut sistem kliring dan rekening koran pada BI (reserve
requirement).
Setelah itu akan mempelajari tentang :
2 hal yang mempengaruhi
likuiditas adalah:
1. Saldo
deposit.2. Transaksi Kliring
Saldo: + / -
Jika saldo plus berarti bank
menang kliring, dan jika saldo minus berarti bank kalah kliring. Jika bank kalah, bank
tersebut bisa peminjam ke bank yang menang kliring dengan asumsi bunga pinjaman adalah overnight atau dihitung per hari.
Law The Large Number
Merupakan
istilah hukum bilangan besar yang digunakan yang membuat penurunan resiko.
1000: Rp. 1.000 lebih baik daripada 1: Rp. 1.000.000. penjelasannya adalah
demikian: lebih baik bank memiliki 1000 nasabah yang menabung Rp. 1.000
rupiah dengan asumsi tidak ada 1000 nasabah yang serentak mengambil uangnya
pada waktu yang sama, daripada 1 nasabah yang menabung Rp. 1.000.000 dan ketika
ia ingin mengambilnya bank harus mengontak BI lagi jikalau dana likuiditas
dibutuhkan lebih besar.
B. Analisis Jurnal
Judul Jurnal : Dynamic Theory Of The Money Market, Disposable Money And Interest
Penulis : Josh Villac's GonzClez
Universitas : University San Pablo CEU, Madrid Spain
Published : Journal of Bussiness & Economics Research - September, 2009, Volume 7,
Number 9
Number 9
Untuk memahami pasar
uang kita harus memahami
cara-cara yang berbeda di mana peredaran pendapatan, khususnya jumlah
uang yang sekali
pakai, bersama-sama dengan
pasokan
uang dengan dinamis beredar dan siklus modal. Tiga
item ini semua tergantung pada persamaan dasar makroekonomi, yaitu bahwa berinvestasi sama halnya seperti
tabungan, mempengaruhinya dan menyelesaikannya. Ini
adalah prinsip mendasar dari teori
uang dan suku bunga. Pasar uang terdiri dari mereka yang ingin uang, apakah akan terlibat dalam bisnis atau untuk berspekulasi, dan uang yang ada untuk mendapatkan
uang, contohnya: uang untuk
dijual, uang kelembagaan dan
uang bank. Bagian dari teori uang dikembangkan pada periode antara 1916
dan 1.925 oleh Orang Jerman
bernama Bernácer (Alicante,
Spanyol 18.831.965) dan berbeda dari ide Keynesian dan makroekonomi modern.
Ia melakukan pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. Pertama, uang diurutkan
berdasarkan bagian dalam bermain dalam proses produksi, contohnya
yaitu, ketika apakah uang pakai itu atau uang yang
sudah diikat di produksi. Dari sana kita beralih ke pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mendapatkan nilai tambah
dalam proses produksi dan, juga, pada kondisi surplus yang timbul dari produksi nasional, contohnya
yaitu pada produk domestik. Pembayaran ini membiayai kegiatan produktif dan kita
sebut mereka di sini modal beredar
pada tingkat kedua. Dengan demikian,
di satu sisi dari persamaan dasar kita memiliki tabungan yang berkaitan dengan periode dan uang yang
dibuat sementara, di sisi lain, kita memiliki investasi dan produksi tambahan yang
diperoleh pada periode yang sama. Apa ini berarti dalam prakteknya adalah bahwa kita persamaan pertambahan
tabungan investasi normal =
uang yang diciptakan dan modal beredar dipekerjakan, sehingga menyelesaikan dalam arti, dinamis temporal.
Formula ini kemudian diterapkan pada
permintaan dan pasokan
uang, yang bersama-sama mendefinisikan uang pasar, aset itu terdiri, dan
suku bunga.
Kesimpulannya dua pasar uang dijelaskan.
Satu dalam pasokan dan satunya lagi permintaan uang untuk mendanai produksi dan menerima pendapatan yang diperoleh yang. Dari kekuatan bersaing
penawaran dan permintaan lahirlah bunga
moneter. Tapi ada pasar uang
yang lain yang terdiri dari saham
memapakai uang yang
tidak diinvestasikan dan yang berosilasi
panik di pasar spekulatif
yang tidak berkontribusi terhadap
produksi dalam negeri atau
menghasilkan produk. Dari pasar ini muncul kepentingan
keuangan, yang beroperasi melawan
kapitalisasi tabungan. Ini mungkin seperti,
mengikuti teori Bernácer, bahwa kepentingan keuangan, atau kepentingan secara umum, akan menghilang jika pasar spekulatif telah dihapus. Hal ini tidak
terjadi. Sebuah pertumbuhan
ekonomi membutuhkan uang untuk
mendanai peningkatan siklus modal,
yaitu produksi, dan peningkatan permintaan terhadap uang akan meningkatkan jumlah bunga yang dibayarkan untuk
itu. Sistem perbankan cenderung
untuk menghasilkan uang dengan cara multiplier perbankan
bekerja bersama dalam penciptaan siklus
modal. Namun, perlu untuk membuat hukum uang yang cukup untuk membiayai kehadiran dua
volume siklus modal
dan menghindari jatuh ke dalam
depresiasi.
0 comments:
Post a Comment